Minggu, 13 November 2016

Mengenal 3 contoh sistem cerdas dalam kehidupan sehari hari

3 CONTOH SISTEM CERDAS

APA ITU SISTEM CERDAS?

Kecerdasan buatan merupakan cabang salah satu bagian ilmu komputer yang membuat agar mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan seperti dan sebaik yang dilakukan oleh manusia, dan dalam merepresentasikan pengetahuan lebih banyak menggunakan bentuk simbol-simbol daripada bilangan dan proses informasi berdasarkan metode heuristic1 atau dengan berdasarkan sejumlah aturan.

Sebagian kecil dari tingkat kecerdasan itu antara lain: kemampuan untuk dilatih, mengingat kembali kondisi yang pernah dialami, mengolah data-data untuk memberikan aksi yang tepat sesuai yang telah diajarkan, dan kemampuan menyerap kepakaran seorang ahli melalui perintah yang dituliskan dalam sebuah bahasa pemrograman tertentu.

APA SAJA CONTOH SISTEM CERDAS DI SEKITAR KITA?
Dewasa ini, seiring dengan perkembangan teknologi sudah banyak penerapan aplikasi sistem cerdas di sekitar kita. Berikut adalah beberapa contoh penggunaan sistem cerdas di sekitar kita :

1. Ultrasonografi (USG)




USG merupakan salah satu contoh penggunaan sistem cerdas dalam bidang kesehatan. USG bekerja berdasarkan pantulan gelombang suara ultrasonik. Banyak digunakan untuk mendeteksi janin dalam kandungan. Alat ini bekerja dengan menerima input berupa suara yang lalu diolah menjadi sebuah informasi berupa visual. Alat ini cukup aman karena tidak menimbulkan radiasi seperti sinar-x yang biasanya digunakan untuk rontgen.

Keuntungan yang dapat diambil antara lain:
a)      Membantu dalam menghasilkan keputusan berupa analisa suatu penyakit.
b)      Membantu tugas yang tidak dapat dilakukan secara manual oleh manusia.
c)      Memudahkan untuk penyembuhan.
Kerugian yang dapat terjadi antara lain:
a)      Error yang terjadi saat pengambilan keputusan.
b)      Rule base yang harus sesuai dengan kondisi setiap pasien.
c)      Efek samping dari tindakan yang dilakukan oleh alat.

2. Sistem Deteksi Plat Nomer Kendaraan Untuk Aplikasi Sistem Karcis Parkir Berdasarkan Plat Nomer Kendaraan Dengan Menggunakan Kamera

Deteksi plat nomor kendaraan merupakan suatu Kontrol otomatis dengan menggunakan web cam yang merupakan suatu alat berfungsi secara otomatis untuk mengetahui posisi plat nomor dalam suatu badan mobil. Banyak aplikasi yang menerapkan penelitian tersebut. Deteksi plat nomor sangat diperlukan misalnya dalam sistem perparkiran, jalan tol, dan lain sebagainya.

Dengan adanya sistem ini diharapkan dapat meringankan beban manusia dan mempersingkat waktu akses pada pintu masuk parkir. Output sebuah obyek warna di proses untuk membedakan plat nomor dengan frame, maka yang di lakukan adalah pemrosesan gambar sehingga menemukan posisi serta ukuran dari obyek yang akan di kelola.pada pemrosesan ini terlebih dahulu melakukan penelusuran (scanning) pixel dan penskalaan, sehingga secara otomatis akan didapatkan nilai posisi dan ukuran dari obyek yang sedang dideteksi kemudian untuk membantu pengenalan grayscale dan thresholding.

Pengujian untuk membedakan warna obyek serta menampilkan plat nomor dengan menggunakan kamera web adalah menggunakan sistem Integral proyeksi dan sistem moving detector yaitu dengan mengambil atau meng capture sebuah badan mobil (frame) setelah memperoleh hasil diproses dengan menggunakan LPF (low pas filter) untuk memperoleh hasil yang maksimal maka terlebih dahulu adalah mengatur intensitas dari suatu pencahayaan.

Untuk tingkat keberhasilan yang di peroleh dari proses Integral proyeksi adalah 72% sedangkan proses pengambilan plat nomor dengan menggunakan moving detector adalah 51% Kata kunci: Deteksi plat Nomor,kamera web,pengolahan citra,Visual basic,integral proyeksi,moving detection.

3. Vending Machine

Vending Machine adalah mesin yang digunakan untuk mengeluarkan/menjual produk secara otomatis tanpa ada operator. Operator tidak perlu menunggu mesin, tetapi hanya bertugas untuk mengisi, memeriksa ketersediaan barang yang dijual dan memeriksa mesin. Saat ini vending machine mudah kita jumpai di negara-negara maju yang digunakan sebagai alat untuk menjual berbagai macam produk.

Cara kerja vending machine adalah dengan melakukan pembayaran (baik menggunakan uang ataupun sistem lainnya) kepada mesin kemudian memilih produk, setelah itu produk yang dipilih akan segera keluar.

KESIMPULAN
Dari ketiga contoh yang sudah dijelaskan, maka terbukti bila sistem cerdas sangat membantu manusia dalam memudahkan suatu pekerjaan dengan menggunakan robot atau alat yang dibuat sehingga dapat memiliki kecerdasaan serta ketelitian seperti manusia.

Dengan menggunakan sistem cerdas, manusia juga dapat menghemat waktu serta tenaga dalam melakukan suatu pekerjaan.

Hanya saja, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui serta belum mengerti cara penggunaannya. Seperti Vending Machine, masih banyak masyarakat awam yang tidak mengerti bagaimana cara menggunakannya karena masih kurangnya informasi/langkah-langkah dalam penggunaan alat tersebut.

Source :
http://sandra4info.blogspot.co.id/p/sistem-cerdas.html
http://denissopyan2004.blogspot.co.id/2008/11/21-sistem-cerdas-berbasis-pengetahuan.html
http://yusufedi.blogspot.co.id/2012/10/penerapan-sistem-pakar-dalam-berbagai.html
http://www.pens.ac.id/post/20130813144934-806
http://kubota-ptms.co.id/tentang-pt-metec-semarang/vending-machine/

Minggu, 23 Oktober 2016

Menjual Kaos Polos

KAOS POLOS

Hai kalian yg suka pakai kaos polos? Bingung mau cari kemana? Takut harga kemahalan? Wheel.co punya solusinya, kalian bisa dapetin kaos polos dengan bahan cotton combed 30s dan harganya pun bersahabat!
.
.
For info & order:
Official account line: @Uzw1274u

Instagram : wheel.co
WA : 081297341181
Line : Giagea18

BAHAN : COTTON COMBED 30S

HARGA : RP. 32.000
Ini Katalog dari kaos polosnya :
1. HITAM
2. ABU ABU MISTY
3. MAROON
4. BIRU
5. NAVY
6. HIJAU TOSCA
7. PUTIH
8. MERAH
9. BIRU MUDA













Mengenal lebih dalam apa itu cerdas

Kecerdasan.
Pengertian Cerdas Menurut Para Ahli - Apa itu Cerdas? Hampir semua orang pasti paham dan tahu seperti apa yang disebut cerdas. Ya, cerdas identik dengan seseorang yang pintar dan memiliki kemampuan kerja otak dan logika diatas rata-rata. Namun benarkah definisi cerdas setip orang sama? Karena pengalaman dan cerita hidup setiap orang berbeda-beda, jadi pastinya definisi setiap orang tentang cerdas juga pasti berbeda-beda, walau mungkin sangat mirip.

Jenis-jenis kecerdasan yang secara umum dipahami dewasa ini terdiri dari; kecerdasan intelektual atau Intelegent Quotient (IQ), kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ), dan kecerdasan spritual atau Spiritual Quotient (SQ). Berikut ini penjelasan masing-masing jenis kecerdasan tersebut:

Kecerdasan Intelektual atau Intelegent Quotient (IQ): adalah bentuk kemampuan individu untuk berfikir, mengolah, dan menguasai lingkungannya secara maksimal serta bertindak secara terarah. Kecerdasan ini digunakan untuk memecahkan masalah logika maupun strategis.

Kecerdasan Emosional atau Emotional Quotient (EQ): adalah kemampuan untuk mengenali, mengendalikan dan menata perasaan sendiri dan perasaan orang lain secara mendalam sehingga kehadirannya menyenangkan dan didambakan orang lain. Kecerdasan ini memberi kita kesadaran mengenai perasaan milik diri sendiri dan juga perasaan milik orang lain, memberi rasa empati, cinta, motivasi, dan kemampuan untuk menanggapi kesedihan atau kegembiraan secara tepat.

Kecerdasan Spritual atau Spiritual Quotient (SQ): adalah sumber yang mengilhami dan melambungkan semangat seseorang dengan mengikatkan diri pada nilai-nilai kebenaran tanpa batas waktu. Kecerdasan ini digunakan untuk membedakan baik dan buruk, benar dan salah, dan pemahaman terhadap standar moral.Goleman (1997) mengemukakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam meghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa. Dengan kecerdasan emosional tersebut seseorang dapat menempatkan emosinya pada porsi yang tepat, memilah kepuasan dan mengatur suasana hati.

Nah, untuk menambah wawasan dan acuan kita terhadap pengertian dan maksud dari cerdas, kali ini kita membahas sedikit informasi mengenai pengertian cerdas menurut para ahli. Seperti apa sih pendapat para ahli ini mengenai cerdas, mari kita langsung saja ke pembahasan.
Gregory mengatakan, kecerdasan adalah kemampuan atau keterampilan untuk memecahkan masalah atau menciptakan produk yang bernilai dalam satu atau lebih bangunan budaya tertentu.

Anita E. Woolfolk: Kecerdasan adalah kemampuan untuk belajar, keseluruhan pengetahuan yang diperoleh, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi baru atau lingkungan pada umumnya.

Howes dan Herald (1999) mengatakan pada intinya, kecerdasaan emosional merupakan komponen yang membuat seseorang menjadi pintar menggunakan emosi. Lebih lanjut dijelaskan bahwa emosi manusia berada diwilayah dari perasaan lubuk hati, naluri yang tersembunyi, dan sensasi emosi yang apabila diakui dan dihormati, kecerdasaan emosional menyediakan pemahaman yang lebih mendalam dan lebih utuh tentang diri sendiri dan orang lain.

Gardner berpendapat bahwa kecerdasan dalam pengertian tradisional tidak cukup mencakup kemampuan manusia secara luas. Menurutnya, seorang anak yang mudah menghapal perkalian, secara umum belum tentu lebih cerdas daripada anak seusianya yang kesulitan menghapal perkalian. Anak yang kesulitan menghapal perkalian mungkin memiliki jenis kecerdasan lain yang lebih kuat.

Nah itulah pendapat para ahli mengenai Pengertian Cerdas, semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kawan-kawan semua.

Sumber : http://www.cerdaskan.com/2014/12/pengertian-cerdas-menurut-para-ahli.html

Minggu, 05 Juni 2016

ITSM LIFECYCLE



ITIL atau Information Technology Infrastructure Library adalah suatu rangkaian konsep dan teknik pengelolaan infrastruktur, pengembangan, serta operasi teknologi informasi (TI). ITIL diterbitkan dalam suatu rangkaian buku yang masing-masing membahas suatu topik pengelolaan TI. Nama ITIL dan IT Infrastructure Library merupakan merek dagang terdaftar dari Office of Government Commerce (OGC) Britania Raya. ITIL memberikan deskripsi detail tentang beberapa praktik TI penting dengan daftar cek, tugas, serta prosedur yang menyeluruh yang dapat disesuaikan dengan segala jenis organisasi TI.

Walaupun dikembangkan sejak dasawarsa 1980-an, penggunaan ITIL baru meluas pada pertengahan 1990-an dengan spesifikasi versi keduanya (ITIL v2) yang paling dikenal dengan dua set bukunya yang berhubungan dengan ITSM (IT Service Management), yaitu Service Delivery (Antar Layanan) dan Service Support (Dukungan Layanan).

Pada 30 Juni 2007, OGC menerbitkan versi ketiga ITIL (ITIL v3) yang intinya terdiri dari lima bagian dan lebih menekankan pada pengelolaan siklus hidup layanan yang disediakan oleh teknologi informasi

. Kelima bagian tersebut adalah:
Service Strategy
Service Design
Service Transition
Service Operation
Continual Service Improvement

Kelima bagian tersebut dikemas dalam bentuk buku, atau biasa disebut sebagai core guidance publications. Setiap buku dalam kelompok utama ini berisi:
Practice fundamentals – menjelaskan latar belakang tahapan lifecycle serta kontribusinya terhadap pengelolaan layanan TI secara keseluruhan.
Practice principles – menjelaskan konsep-konsep kebijakan serta tata kelola tahanan lifecycle yang menjadi acuan setiap proses terkait dalam tahapan ini.
Lifecycle processes and activities – menjelaskan berbagai proses maupun aktivitas yang menjadi kegiatan utama tahapan lifecycle. Misalnya proses financial management dan demand management dalam tahapan Service Strategy.
Supporting organization structures and roles – proses-proses ITIL tidak akan dapat berjalan dengan baik tanpa defini roles dan responsibilities. Bagian ini menjelaskan semua aspek yang terkait dengan kesiapan model dan struktur organisasi.
Technology considerations – menjelaskan solusi-solusi otomatisasi atau software ITIL yang dapat digunakan pada tahapan lifecycle, serta persyaratannya.
Practice Implementation – berisi acuan/panduan bagi organisasi TI yang ingin mengimplementasikan atau yang ingin meningkatkan proses-proses ITIL.
Complementary guideline – berisi acuan model-model best practice lain selain ITIL yang dapat digunakan sebagai referensi bagian tahapan lifecycle.
Examples and templates – berisi template maupun contoh-contoh pengaplikasian proses.

Di samping buku-buku dalam core guidance publications, ada juga complementary guidance. Dimana buku-buku dalam kategori nantinya dimaksudkan untuk memberikan model, acuan dan panduan bagi penerapan ITIL pada sektor-sektor tertentu seperti jenis industri tertentu, tipe organisasi serta arsitektur teknologi. Dengan demikian, ITIL akan dapat lebih diterima serta diadaptasi sesuai dengan lingkungan serta behaviour dari setiap organisasi TI.

Siklus Layanan ITIL

Kelima bagian ITIL yang seperti tersebut di atas biasanya disebut juga sebagai bagian dari sebuah siklus. Dikenal pula dengan sebutan Sikuls Layanan ITIL. Secara singkat, masing-masing bagian dijelaskan sebagai berikut.

Service Strategy Inti dari ITIL Service Lifecycle adalah Service Strategy.

Service Strategy memberikan panduan kepada pengimplementasi ITSM pada bagaimana memandang konsep ITSM bukan hanya sebagai sebuah kemampuan organisasi (dalam memberikan, mengelola serta mengoperasikan layanan TI), tapi juga sebagai sebuah aset strategis perusahaan. Panduan ini disajikan dalam bentuk prinsip-prinsip dasar dari konsep ITSM, acuan-acuan serta proses-proses inti yang beroperasi di keseluruhan tahapan ITIL Service Lifecycle.

Topik-topik yang dibahas dalam tahapan lifecycle ini mencakup pembentukan pasar untuk menjual layanan, tipe-tipe dan karakteristik penyedia layanan internal maupun eksternal, aset-aset layanan, konsep portofolio layanan serta strategi implementasi keseluruhan ITIL Service Lifecycle. Proses-proses yang dicakup dalam Service Strategy, di samping topik-topik di atas adalah:
Service Portfolio Management
Financial Management
Demand Management

Bagi organisasi TI yang baru akan mengimplementasikan ITIL, Service Strategy digunakan sebagai panduan untuk menentukan tujuan/sasaran serta ekspektasi nilai kinerja dalam mengelola layanan TI serta untuk mengidentifikasi, memilih serta memprioritaskan berbagai rencana perbaikan operasional maupun organisasional di dalam organisasi TI.

Bagi organisasi TI yang saat ini telah mengimplementasikan ITIL, Service Strategy digunakan sebagai panduan untuk melakukan review strategis bagi semua proses dan perangkat (roles, responsibilities, teknologi pendukung, dll) ITSM di organisasinya, serta untuk meningkatkan kapabilitas dari semua proses serta perangkat ITSM tersebut.

Service Design Agar layanan TI dapat memberikan manfaat kepada pihak bisnis, layanan-layanan TI tersebut harus terlebih dahulu di desain dengan acuan tujuan bisnis dari pelanggan. Service Design memberikan panduan kepada organisasi TI untuk dapat secara sistematis dan best practice mendesain dan membangun layanan TI maupun implementasi ITSM itu sendiri. Service Design berisi prinsip-prinsip dan metode-metode desain untuk mengkonversi tujuan-tujuan strategis organisasi TI dan bisnis menjadi portofolio/koleksi layanan TI serta aset-aset layanan, seperti server, storage dan sebagainya.

Ruang lingkup Service Design tidak melulu hanya untuk mendesain layanan TI baru, namun juga proses-proses perubahan maupun peningkatan kualitas layanan, kontinyuitas layanan maupun kinerja dari layanan.

Proses-proses yang dicakup dalam Service Design yaitu:
Service Catalog Management
Service Level Management
Supplier Management
Capacity Management
Availability Management
IT Service Continuity Management
Information Security Management

Service Transition Service Transition menyediakan panduan kepada organisasi TI untuk dapat mengembangkan serta kemampuan untuk mengubah hasil desain layanan TI baik yang baru maupun layanan TI yang diubah spesifikasinya ke dalam lingkungan operasional. Tahapan lifecycle ini memberikan gambaran bagaimana sebuah kebutuhan yang didefinisikan dalam Service Strategy kemudian dibentuk dalam Service Design untuk selanjutnya secara efektif direalisasikan dalam Service Operation.

Proses-proses yang dicakup dalam Service Transition yaitu:
Transition Planning and Support
Change Management
Service Asset & Configuration Management
Release & Deployment Management
Service Validation
Evaluation
Knowledge Management

Service Operation Service Operation merupakan tahapan lifecycle yang mencakup semua kegiatan operasional harian pengelolaan layanan-layanan TI. Di dalamnya terdapat berbagai panduan pada bagaimana mengelola layanan TI secara efisien dan efektif serta menjamin tingkat kinerja yang telah diperjanjikan dengan pelanggan sebelumnya. Panduan-panduan ini mencakup bagaiman menjaga kestabilan operasional layanan TI serta pengelolaan perubahan desain, skala, ruang lingkup serta target kinerja layanan TI.

Proses-proses yang dicakup dalam Service Transition yaitu:
Event Management
Incident Management
Problem Management
Request Fulfillment
Access Management

Continual Service Improvement Continual Service Improvement (CSI) memberikan panduan penting dalam menyusun serta memelihara kualitas layanan dari proses desain, transisi dan pengoperasiannya. CSI mengkombinasikan berbagai prinsip dan metode dari manajemen kualitas, salah satunya adalah Plan-Do-Check-Act (PDCA) atau yang dikenal sebagi Deming Quality Cycle

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/ITIL

JURNAL ITSM

Information Technology Service Management (ITSM) in Education

Apa ITSM?
didefinisikan secara singkat, ITSM didefinisikan sebagai "strategi yang berfokus pada mendefinisikan, mengelola dan memberikan layanan TI dan mengatasi kebutuhan IT untuk menjadi lebih berfokus pada pelanggan dengan menawarkan sistem informasi di bawah kontrak untuk pelanggan dan mengelola kinerja sebagai layanan IT". ITSM berusaha untuk menyelaraskan kegiatan operasional TI-terkait dan interaksi TI tenaga teknis dengan proses bisnis.

Layanan Informasi Teknologi Manajemen (ITSM) adalah strategi yang berfungsi kegiatan operasional TI-terkait dan interaksi TI tenaga teknis dengan proses bisnis. ITSM adalah disiplin yang relatif baru. Saat ini, berkembang dan semakin menjadi oleh banyak industri karena perubahan tren bisnis, seperti outsourcing dan permintaan untuk sesuai sumber daya komputer dan perspektif bisnis. ITSM sangat penting dalam sebuah organisasi bisnis karena menyumbang 70 - 90% dari total biaya kepemilikan TI. Namun, sebagian besar IT, MIS, Ilmu Komputer, atau Bisnis sekolah mengabaikan program ITSM. Ada sedikit kontribusi akademik untuk subjek ini. Oleh karena itu, makalah ini memberikan latar belakang pada ITSM dan konsep-konsep itu memberikan kontribusi untuk pendidikan.

Penelitian di bidang Teknologi Informasi Service Management (ITSM) telah dikembangkan dalam beberapa tahun terakhir, baik dari segi pengetahuan teoritis dan praktis, karena dapat ditinjau di Iden dan Eikebrokk karya kertas survei. Iden dan Eikebrokk, 2013, diidentifikasi 37 studi yang relevan: 21 artikel jurnal dan 16 artikel konferensi. Studi ini diklasifikasikan ke dalam kategori berikut: anteseden untuk pelaksanaan (14 artikel), pelaksanaan (16 artikel), dan konsekuensi (12 artikel). Dalam kategori yg, pertanyaan penelitian yang paling populer terkait dengan faktor yang mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan. Lima studi ditangani dengan motif. Dalam kategori pelaksanaan, paling artikel diselidiki strategi untuk implementasi, termasuk isu-isu metodologis. Dalam kategori konsekuensi, sebagian besar artikel berurusan dengan hasil dan manfaat implementasi. Artikel lain mempelajari efek ITSM pada tata kelola TI, serta IT dan bisnis. Ada sebuah artikel tentang pengukuran kinerja. Kita dapat menyimpulkan bahwa pelaksanaan ITSM telah menjadi subyek paling sering dipelajari.

ITSM adalah disiplin yang relatif baru, sehingga tidak mengherankan bahwa ada sangat sedikit literatur akademik pendidikan ITSM pada umumnya. Meskipun ITSM telah dimasukkan dalam kurikulum dari beberapa negara (misalnya Australia dan Belanda) selama bertahun-tahun, telah diabaikan oleh sebagian besar universitas di Asia, Australia, Amerika Serikat, dan sisanya dari Eropa. Sebagian besar universitas mengabaikan ITSM. Ada kesenjangan besar antara apa industri membutuhkan dan apa akademisi menyediakan. Manajemen operasi TI penting karena menyumbang 70 - 90% dari total biaya kepemilikan IT, tetapi banyak IT, sekolah MIS, Ilmu Komputer, atau Bisnis fokus pada pemrograman komputer, analisis dan desain, dan manajemen IT generik. Upaya untuk menggabungkan ITSM konten yang terkait dalam IS atau IT saja kurikulum sulit untuk menemukan. Hanya ada 15 program di Australia, Eropa, Afrika, Meksiko, dan Selandia Baru, dan hanya 2 sarjana dan pascasarjana 1 Program ITSM di Amerika Serikat.

Telah dicatat bahwa pertumbuhan ITSM dan adopsi ITSM oleh industri telah hampir eksponensial selama dekade terakhir. tren bisnis, seperti outsourcing dan peraturan perubahan, telah memaksa perusahaan untuk semakin fokus pada IT Support Services. Sebagian besar organisasi di seluruh dunia menuntut layanan yang lebih efisien dari Sistem Informasi (IS) dan Teknologi Informasi (TI) dalam rangka memberikan layanan berkualitas tinggi kepada pelanggan internal dan eksternal mereka. IS atau departemen TI diharapkan untuk merespon peluang bisnis baru dengan cepat, dan memuaskan pelanggan eksternal, staf internal, dan manajemen melalui sistem online. Tingkat layanan dapat dicapai dengan komunikasi yang efektif antara TI dan lini bisnis. manajemen eksekutif juga menuntut sumber daya komputasi dapat dilihat dari perspektif bisnis.

sekolah bisnis, IT, dan MIS yang paling mampu untuk mengatasi pergeseran ini untuk melihat bisnis dari Layanan Dukungan IT. Alasan ini membuat industri memerlukan universitas untuk memasukkan ITSM di IT atau program MIS. Universitas memiliki fungsi dalam proses pendidikan ini. Namun, ada sedikit kontribusi akademik untuk subjek ini. Akademisi jarang mengadopsi standar ITSM baik penelitian atau pendidikan tentang mereka. standar manajemen TI Service, seperti Infrastruktur IT Perpustakaan (ITIL), dan saat ini, ISO / IEC 20000, memberikan bimbingan dan alat-alat untuk pengelolaan dan pengendalian manajemen layanan TI yang efektif.

Nama Kelompok :
Abdul Adjis Nasa Malik                           
Rico Erlangga

Sumber : http://wjst.wu.ac.th/index.php/wjst/article/view/1445/512


Jumat, 01 April 2016

mengupas arti dari I.T.I.L dan COBIT

I.T.I.L



IT Infrastructure Library (ITIL) merupakan standar yang dikeluarkan pemerintah United Kingdom (UK) sebagai kerangka kerja yang diacu oleh best practice proses dan prosedur manajemen operasional. Lebih spesifik, ITIL terutama memfokuskan terhadap pendefinisian fungsi, operasional dan atribut organisasi yang diperlukan agar manajemen operasional dapat dioptimasi secara penuh ke dalam dua kategori utama pengelolaan Aktivitas TI dalam perusahaan yaitu: Service Support Management dan Service Delivery Management.

ITIL atau Information Technology Infrastructure Library adalah suatu rangkaian konsep dan teknik pengelolaan infrastruktur, pengembangan, serta operasi teknologi informasi (TI). ITIL diterbitkan dalam suatu rangkaian buku yang masing-masing membahas suatu topik pengelolaan TI. Nama ITIL dan IT Infrastructure Library merupakan merek dagang terdaftar dari Office of Government Commerce (OGC) Britania Raya. ITIL memberikan deskripsi detail tentang beberapa praktik TI penting dengan daftar cek, tugas, serta prosedur yang menyeluruh yang dapat disesuaikan dengan segala jenis organisasi TI.
Walaupun dikembangkan sejak dasawarsa 1980-an, penggunaan ITIL baru meluas pada pertengahan 1990-an dengan spesifikasi versi keduanya (ITIL v2) yang paling dikenal dengan dua set bukunya yang berhubungan dengan ITSM (IT Service Management), yaitu Service Delivery (Antar Layanan) dan Service Support (Dukungan Layanan).
Pada 30 Juni 2007, OGC menerbitkan versi ketiga ITIL (ITIL v3) yang intinya terdiri dari lima bagian dan lebih menekankan pada pengelolaan siklus hidup layanan yang disediakan oleh teknologi informasi. Kelima bagian tersebut adalah:

Service Strategy
Service Design
Service Transition
Service Operation
Continual Service Improvement
Terdapat 2 komponen operasional ITIL yaitu :

Service Support (yaitu aktifitas yang dilaksanakan minimal setiap hari)
Service Delivery (yaitu aktivitas yang dilaksanakan minimal setahun/kuartal/bulanan)
Tujuan Information Technology Infrastructure Library (ITIL)
adalah untuk menyediakan petunjuk untuk praktek terbaik dalam manajemen layanan teknologi informasi. Ini mencakup pilihan yang dapat diapdopsi dan diadaptasi oleh organisasi berdasarkan kebutuhan bisnisnya, keadaan, dan kedewasaan dari penyedia layanan


Model Manajemen pelayanan I.T.I.L : Gambar kegiatan utama dari tahap siklus hidup layananan.

1. Service Strategy: Tahap perencanaan strategis dalam membangun kemampuan manajemen layanan (service management), dan penyelarasan layanan dan strategi bisnis.
Proses dan fungsi:
– Financial management
– Service portfolio management
– Demand management


2. Service Design: Tahap merancang dan mengembangkan layanan TI yang sesuai, termasuk arsitektur, proses, kebijakan dan dokumen; tujuan service desain adalah untuk memenuhi kebutuhan bisnis saat ini dan masa depan.
Proses dan fungsi:
− Service catalogue management
− Service level management
− Capacity management
− Availability management
− IT service continuity management
− Information security management
− Supplier management


3. Service Transition: Tahap mewujudkan kebutuhan dari tahapan sebelumnya, dan meningkatkan kemampuan dalam transisi layanan baru dan layanan modifikasi untuk dijadikan produksi.
Proses dan fungsi:
– Transition planning and support
– Change management
– Service asset and configuration management
– Release and deployment management
– Service validation and testing
– Evaluation
– Knowledge management


4. Service Operation: Tahap pencapaian efektivitas dan efisiensi dalam memberikan dan mendukung layanan dalam rangka untuk memastikan adanya nilai bagi pelanggan dan penyedia layanan.
Proses dan fungsi:
– Event management
– Incident management
– Request fulfillment
– Problem management
– Access management
– Monitoring and control
– IT operations
– Service desk


5. Continual Service Improvement: Fase menciptakan dan memelihara nilai bagi pelanggan dengan perbaikan desain, dan pengenalan layanan dan operasi.
Proses dan fungsi:
− The 7-step improvement process (CSI Improvement Process)
− Service reporting

Jenis penyedia layanan TI

Services Strategy (SS), meliputi perencanaan strategis manajemen layanan dan keterpaduan pelayanan dengan strategi bisnis.
Services Design (SD), outlines desain danpengembangan layanan jasa dan prosesmanajemen.
Services Transition (ST), mengilustrasikanbagaimana persyaratan tahapan sebelumnya(strategi dan desain) untuk layanan yangberkelanjutan dan dapat dipertahankan.
Services Operation (SO), meliputi penyampaianyang efektif dan efisien dan dukungan layanan,juga menyediakan referensi untuk kegiatan operasional dalam proses-proses lain.
Continual Service Improvement (CSI),perbaikan layanan yang berkelanjutan danpengukuran kinerja proses yang diperlukanuntuk layanan
Empat Strategi 'P':

Perspektif: visi yang khas
Position: keunikan posisi sebagai dasar untuk berkompetisi
Plan: bagaimana provider layanan akan mencapai visi
Pattern: pola dasar yang berulang dalam decision making, biasanya berdasarkantema pokok‟ atau guiding principles‟ atau kebijakan umum‟.
Manajemen Layanan sebagai Aset Strategis:
Penggunaan ITIL untuk mengubah kemampuan manajemen layanan menjadi aset strategis, dengan menggunakan Manajemen Layanan untuk memberikan dasar bagi kompetensi inti, kinerja khusus dan keuntungan tahan lama, serta meningkatkan potensi penyedia layanan dari:

kapabilitas: kemampuan penyedia layanan (dalam hal manajemen, organisasi proses, pengetahuan dan orangorang) untuk mengkoordinasikan, mengendalikan dan menyebarkan sumber daya.
sumber daya: masukan langsung untuk memproduksi layanan, misalnya keuangan, modal, infrastruktur, aplikasi, informasi dan orangorang.


Framework COBIT

Control Objective for Information and related Technology, disingkat COBIT, adalah suatu panduan standar praktik manajemen teknologi informasi. Cobit dirancang sebagai alat penguasaan IT yang membantu dalam pemahaman dan memanage resiko, manfaat serta evaluasi yang berhubungan dengan IT. Standar COBIT dikeluarkan oleh IT Governance Institute yang merupakan bagian dari ISACA. COBIT 4.0 merupakan versi terbaru.

Disusun oleh Information Systems Audit and Control Foundation (ISACF®) pada tahun 1996. Edisi kedua dari COBIT diterbitkan pada tahun 1998. Pada tahun 2000 dirilis COBIT 3.0 oleh ITGI (Information Technology Governance Institute) dan COBIT 4.0 pada tahun 2005. Rilis terakhir COBIT 4.1 dirilis pada tahun 2007.
COBIT merupakan standar yang dinilai paling lengkap dan menyeluruh sebagai framework IT audit karena dikembangkan secara berkelanjutan oleh lembaga swadaya profesional auditor yang tersebar di hampir seluruh negara. Dimana di setiap negara dibangun chapter yang dapat mengelola para profesional tersebut.Target pengguna dari framework COBIT adalah organisasi/perusahaan dari berbagai latar belakang dan para profesional external assurance. Secara manajerial target pengguna COBIT adalah manajer, pengguna dan profesional TI serta pengawas/pengendali profesional. Secara resmi tidak ada sertifikasi profesional resmi yang diterbitkan oleh ITGI atau organisasi manapun sebagai penyusun standar COBIT. Di Amerika Serikat standar COBIT sering digunakan dalam standar sertifikasi Certified Public Accountants (CPAs) danChartered Accountants (CAs) berdasarkan Statement on Auditing Standards (SAS) No. 70 Service Organisations review, Systrust certification or Sarbanes-Oxley compliance.

Lingkup kriteria informasi yang sering menjadi perhatian dalam COBIT adalah:

1. Effectiveness
Menitikberatkan pada sejauh mana efektifitas informasi dikelola dari data-data yang diproses oleh sistem informasi yang dibangun.

2. Efficiency
Menitikberatkan pada sejauh mana efisiensi investasi terhadap informasi yang diproses oleh sistem.

3. Confidentiality
Menitikberatkan pada pengelolaan kerahasiaan informasi secara hierarkis.

4. Integrity
Menitikberatkan pada integritas data/informasi dalam sistem.

5. Availability
Menitikberatkan pada ketersediaan data/informasi dalam sistem informasi.

6. Compliance
Menitikberatkan pada kesesuaian data/informasi dalam sistem informasi.

7. Reliability
Menitikberatkan pada kemampuan/ketangguhan sistem informasi dalam pengelolaan data/informasi. 

Framework COBIT terdiri dari 34 high-level control objective, dimana tiap-tiap IT proses dikelompokkan dalam empat domain utama :

1. Planning and Organization

Mencakup strategi dan taktik yang menyangkut identifikasi tentang bagaimana TI dapat memberikan kontribusi terbaik dalam pencapaian tujuan bisnis organisasi sehingga terbentuk sebuah organisasi yang baik dengan infrastruktur teknologi yang baik pula.

- PO1 Define a strategic information technology plan

- PO2 Define the information architecture

- PO3 Determine the technological direction

- PO4 Define the IT organisation and relationships

- PO5 Manage the investment in information technology

- PO6 Communicate management aims and direction

- PO7 Manage human resources

- PO8 Ensure compliance with external requirements

- PO9 Assess risks

- PO10 Manage projects

- PO11 Manage quality

2. Acquisition and Implementation

identifikasi solusi TI dan kemudian diimplementasikan dan diintegrasikan dalam proses bisnis untuk mewujudkan strategi TI.

- AI1 Identify automated solutions

- AI2 Acquire and maintain application software

- AI3 Acquire and maintain technology infrastructure

- AI4 Develop and maintain IT procedures

- AI5 Install and accredit systems

- AI6 Manage changes


3. Delivery and Support

Domain yang berhubungan dengan penyampaian layanan yang diinginkan, yang terdiri dari operasi pada sistem keamanan dan aspek kesinambungan bisnis sampai dengan pengadaan training.

- DS1 Define and manage service levels

- DS2 Manage third-party services

- DS3 Manage performance and capacity

- DS4 Ensure continuous service

- DS5 Ensure systems security

- DS6 Identify and allocate costs

- DS7 Educate and train users

- DS8 Assist and advise customers

- DS9 Manage the configuration

- DS10 Manage problems and incidents

- DS11 Manage data

- DS12 Manage facilities

- DS13 Manage operations

4. Monitoring

semua proses TI perlu dinilai secara teratur dan berkala bagaimana kualitas dan kesesuaiannya dengan kebutuhan kontrol

- M1 Monitor the process

- M2 Assess internal control adequacy

- M3 Obtain independent assurance

- M4 Provide for independent audit


Sumber : 

Wikipedia. COBIT. [Online] Maret 2016. Link Website : https://id.wikipedia.org/wiki/COBIT.

Wikipedia. I.T.I.L  [Online] Maret 2016. Link Website : https://id.wikipedia.org/wiki/ITSM 

Minggu, 27 Maret 2016

Mengulas tentang pentingnya hubungan sim dengan manajemen layanan sistem informasi/TI

Pengertian Sistem Informasi Manajemen

Sistem Informasi Manajemen  adalah suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang serupa. Informasi akan memberikan gambaran mengenai perusahaan sebagai suatu sistem besar yang terjadi pada waktu lampau sekarang dan yang akan datang. Informasi tersebut  disediakan dalam bentuk laporan periodik, laporan khusus dan output yang berupa simulasi matematik. Output informasi selanjutnya akan digunakan oleh manajer dan non manajer untuk membuat keputusan dalam pemecahan masalah.
Karakteristik dari SIM : 
1. Merupakan salah satu dari 5 sub sistem dalam CBIS 
2. Mempunyai tujuan untuk mempertemukan seluruh informasi yang diperlukan oleh manajer pada semua tingkat organisasi 
3. Merupakan seluruh fungsi sistem informasi didalam suatu sub sistem input, database dan sub sistem output 
4. Memberikan gambaran terhadap attitude eksekutif dengan penyediaan komputer untuk 
5. membantu pemecahan masalah organisasi

Pengertian Manajemen Layanan Sistem Informasi/TI





Manajemen Layanan Teknologi Informasi) adalah suatu metode pengelolaan sistem teknologi informasi (TI) yang secara filosofis terpusat pada perspektif konsumen layanan TI terhadap bisnis perusahaan. ITSM merupakan kebalikan dari pendekatan manajemen TI dan interaksi bisnis yang terpusat pada teknologi. Istilah ITSM tidak berasal dari suatu organisasi, pengarang, atau pemasok tertentu dan awal penggunaan frasa inipun tidak jelas kapan dimulainya.


Hubungan Sistem Informasi Manajemen dengan Manajemen Layanan Sistem Informasi / TI

Sistem informasi manajemen dan manajemen layanan SI/TI memiliki hubungan yang saling terkait satu sama lain. Layanan Sistem Informasi yang perannya mengumpulkan berbagai macam informasi penting guna pemenuh kebutuhan dalam sebuah organisasi sehingga bisa berjalan dengan lancar. TI pun memiliki peran penting dalam SIM yakni TI bisa dipergunakan dalam cakupan proses manajemen seperti perencanaan, pengendalian, serta pengambilan keputusan karena TI bisa kita gunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, memproses (manipulasi/analisis), serta komunikasi dan penyebaran informasi. Jadi , demikian keterkaitan antara SIM dengan Layanan SI/TI.

Sumber:

http://ratriptyas.staff.gunadarma.ac.id/

Sabtu, 23 Januari 2016

Mengupas kasus konflik dalam organisasi

KONFLIK ORGANISASI

Konflik adalah suatu proses antara dua orang atau lebih dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkannya atau membuatnya menjadi tidak berdaya.

Konflik itu sendiri merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat maupun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggota atau antar kelompok masyarakat lainnya, konflik itu akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.

Konflik yang dapat terkontrol akan menghasilkan integrasi yang baik, namun sebaliknya integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan suatu konflik.

Konflik menurut Robbin
konflik organisasi menurut Robbins (1996) adalah suatu proses interaksi yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian antara dua pendapat (sudut pandang) yang berpengaruh terhadap pihak-pihak yang terlibat baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif.

Pandangan ini dibagi menjadi 3 bagian menurut Robbin yaitu :

1.Pandangan tradisional
Pandangan ini menyatakan bahwa konflik itu hal yang buruk, sesuatu yang negatif, merugikan, dan harus dihindari. Konflik ini suatu hasil disfungsional akibat komunikasi yang buruk, kurang kepercayaan, keterbukaan diantara orang-orang dan kegagalan manajer untuk tanggap terhadap kebutuhan dan aspirasi para karyawan tersebut.

2.Pandangan kepada hubungan manusia.
Pandangan ini menyatakan bahwa konflik dianggap sebagai sesuatu peristiwa yang wajar terjadi didalam suatu kelompok atau organisasi. Konflik dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat dihindari karena didalam kelompok atau organisasi pasti terjadi perbedaan pandangan atau pendapat. Oleh karena itu, konflik harus dijadikan sebagai suatu hal yang bermanfaat guna mendorong peningkatan kinerja organisasi tersebut.

3.Pandangan interaksionis.
Pandangan ini menyatakan bahwa mendorong suatu kelompok atau organisasi terjadinya suatu konflik. Hal ini disebabkan suatu organisasi yang kooperatif, tenang, damai dan serasi cenderung menjadi statis, apatis, tidak aspiratif dan tidak inovatif. Oleh karena itu, konflik perlu dipertahankan pada tingkat minimum secara berkelanjutan sehingga tiap anggota di dalam kelompok tersebut tetap semangat dan kreatif.

Jenis – Jenis Konflik :

Ada lima jenis konflik dalam kehidupan organisasi :

1. Konflik dalam diri individu, yang terjadi bila seorang individu menghadapi ketidakpastian tentang pekerjaan yang dia harapkan untuk melaksanakannya. Bila berbagai permintaan pekerjaan saling
 bertentangan, atau bila individu diharapkan untuk melakukan lebih dari kemampuannya.

2. Konflik antar individu dalam organisasi yang sama, dimana hal ini sering diakibatkan oleh perbedaan–perbedaan kepribadian.Konflik ini berasal dari adanya konflik antar peranan ( seperti antara manajer dan bawahan )
.

3. Konflik antar individu dan kelompok, yang berhubungan dengan cara individu menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja mereka. Sebagai contoh, seorang individu mungkin dihukum atau diasingkan oleh kelompok kerjanya karena melanggar norma – norma kelompok.

4. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama, karena terjadi pertentangan kepentingan antar kelompok
atau antar organisasi.

5. Konflik antar organisasi, yang timbul sebagai akibat bentuk persaingan ekonomi dalam sistem perekonomian suatu negara. Konflik ini telah mengarahkan timbulnya pengembangan produk baru, teknologi, dan jasa, harga–harga lebih rendah, dan penggunaan sumber daya lebih efisien.
Sumber-Sumber Utama Penyebab Konflik Organisasi

Penyebab terjadinya konflik dalam organisasi, yaitu :

1.
 Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan,
2. Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda pula,
3. Perbedaan kepentingan individu atau kelompok,
4. Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat, dan
5. Perbedaan pola interaksi yang satu dengan yang lainnya.
Teknik-Teknik Utama Untuk Memecahkan Konflik Organisasi

Ada beberapa cara untuk menangani konflik yaitu :
1. Introspeksi diri,

2. Mengevaluasi pihak-pihak yang terlibat,

3. Identifikasi sumber konflik,

Spiegel (1994) menjelaskan ada lima tindakan yang dapat kita lakukan dalam penanganan konflik :

a. Berkompetisi
Tindakan ini dilakukan jika kita mencoba memaksakan kepentingan sendiri di atas kepentingan pihak lain. Pilihan tindakan ini bisa sukses dilakukan jika situasi saat itu membutuhkan keputusan yang cepat, kepentingan salah satu pihak lebih utama dan pilihan kita sangat vital. Hanya perlu diperhatikan situasi menang – kalah (win-lose solution) akan terjadi disini. Pihak yang kalah akan merasa dirugikan dan dapat menjadi konflik yang berkepanjangan. Tindakan ini bisa dilakukan dalam hubungan atasan bawahan, dimana atasan menempatkan kepentingannya (kepentingan organisasi) di atas kepentingan bawahan.

b. Menghindari konflik
Tindakan ini dilakukan jika salah satu pihak menghindari dari situsasi
tersebut secara fisik ataupun psikologis. Sifat tindakan ini hanyalah
menunda konflik yang terjadi. Situasi menang kalah terjadi lagi disini.
Menghindari konflik bisa dilakukan jika masing-masing pihak mencoba untuk mendinginkan suasana, mebekukan konflik untuk sementara. Dampak kurang baik bisa terjadi jika pada saat yang kurang tepat konflik meletus kembali, ditambah lagi jika salah satu pihak menjadi stres karena merasa masih memiliki hutang menyelesaikan persoalan tersebut.

c. Akomodasi
Yaitu jika kita mengalah dan mengorbankan beberapa kepentingan sendiri
agar pihak lain mendapat keuntungan dari situasi konflik itu. Disebut juga
sebagai self sacrifying behaviour. Hal ini dilakukan jika kita merasa bahwa
kepentingan pihak lain lebih utama atau kita ingin tetap menjaga hubungan baik dengan pihak tersebut.

Pertimbangan antara kepentingan pribadi dan hubungan baik menjadi hal
yang utama di sini yaitu :

d. Kompromi
Tindakan ini dapat dilakukan jika ke dua belah pihak merasa bahwa kedua hal tersebut sama –sama penting dan hubungan baik menjadi yang utama.
Masing-masing pihak akan mengorbankan sebagian kepentingannya untuk mendapatkan situasi menang-menang (win-win solution).

e. Berkolaborasi
Menciptakan situasi menang-menang dengan saling bekerja sama.
Pilihan tindakan ada pada diri kita sendiri dengan konsekuensi dari masing-masing tindakan. Jika terjadi konflik pada lingkungan kerja, kepentingan dan hubungan antar pribadi menjadai hal yang harus kita pertimbangkan.

Referensi :

Munandar AS. Manajemen Konflik dalam Organisasi , Pengendalian Konflik dalam Organisasi, Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Jakarta, 1987

Miftah Thoha. Kepemimpinan dalam Manajemen. PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1993.

T. Hani HandokoManajemen.